EMOSI TIDAK SAMA DENGAN 'MARAH', LHO!
Oleh: Hingdranata Nikolay
'Kamu jangan emosional gitu, dong!' atau 'Dia orang yang sangat emosional', adalah contoh kalimat dimana seseorang yang diindikasikan dekat dengan kemarahan, sebagai emosional. Kalau seseorang berkata 'Dia sedang emosi', maka dengan cepat asosiasi kita bergeser ke 'Dia sedang marah'.
Seringkali kita juga mendengar (atau mungkin juga menyebut) kalimat 'Kontrol emosi'. Apa yang ada di kepala Anda saat mendengar kalimat tersebut? 'Kontrol amarah'? Atau kalimat seperti 'Emosi yang tidak terkendali', yangmana bayangan mengenai 'marah' segera muncul.
Ini bisa benar, tapi juga bisa salah. Bisa benar, karena 'marah' sendiri adalah bagian dari keluarga besar 'emosi'. Dalam keluarga besar 'emosi', ada kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, terkejut, dan masih banyak lagi. Karena itu kata 'emosi' tidak harus berarti marah. Bisa salah, kalau 'emosi' diartikan sebagai 'marah'.
Kalimat 'Dia sedang emosional', juga sangat bisa berarti 'Dia sedang senang-senangnya', atau 'Dia sedang ketakutan', atau mengarah ke emosi yang lain. Semuanya bisa benar.
Karena itu, 'marah' tidak secara lurus bersinonim dengan 'emosi', seperti yang mungkin selama ini lebih populer. Ini penting untuk diketahui, agar penggunaan kata 'emosi' tidak lagi menjebak kita untuk mengartikannya sebagai marah. Sangat lucu kalau kita samakan 'Kecerdasan Emosional' sebagai 'Kecerdasan Kemarahan', misalnya.
Oleh: Hingdranata Nikolay
'Kamu jangan emosional gitu, dong!' atau 'Dia orang yang sangat emosional', adalah contoh kalimat dimana seseorang yang diindikasikan dekat dengan kemarahan, sebagai emosional. Kalau seseorang berkata 'Dia sedang emosi', maka dengan cepat asosiasi kita bergeser ke 'Dia sedang marah'.
Seringkali kita juga mendengar (atau mungkin juga menyebut) kalimat 'Kontrol emosi'. Apa yang ada di kepala Anda saat mendengar kalimat tersebut? 'Kontrol amarah'? Atau kalimat seperti 'Emosi yang tidak terkendali', yangmana bayangan mengenai 'marah' segera muncul.
Ini bisa benar, tapi juga bisa salah. Bisa benar, karena 'marah' sendiri adalah bagian dari keluarga besar 'emosi'. Dalam keluarga besar 'emosi', ada kebahagiaan, kesedihan, ketakutan, terkejut, dan masih banyak lagi. Karena itu kata 'emosi' tidak harus berarti marah. Bisa salah, kalau 'emosi' diartikan sebagai 'marah'.
Kalimat 'Dia sedang emosional', juga sangat bisa berarti 'Dia sedang senang-senangnya', atau 'Dia sedang ketakutan', atau mengarah ke emosi yang lain. Semuanya bisa benar.
Karena itu, 'marah' tidak secara lurus bersinonim dengan 'emosi', seperti yang mungkin selama ini lebih populer. Ini penting untuk diketahui, agar penggunaan kata 'emosi' tidak lagi menjebak kita untuk mengartikannya sebagai marah. Sangat lucu kalau kita samakan 'Kecerdasan Emosional' sebagai 'Kecerdasan Kemarahan', misalnya.