Hindari PERPANJANGAN EMOSI
Oleh: Hingdranata Nikolay
Merespon sebuah situasi secara emosional adalah hal yang sangat wajar, karena emosi hadir untuk mengatur respon kita terhadap hal-hal yang penting untuk kita. Semakin penting hal itu menurut kita, semakin kita bisa merespon dengan sangat emosional.
Pertanyaannya sekarang adalah: secepat apa emosi kita memuncak (sebutan kerennya: "onset"), seberapa lama emosi tersebut kita fasilitasi melalui perilaku, seberapa intens emosi tersebut, dan seberapa cepat emosi tersebut mereda kembali (off set).
Kemunculan emosi tersebut secara kuat dalam waktu singkat bisa bermanfaat, karena membantu kita fokus. Dan karena kita fokus, membantu kita pula untuk menggerakkan semua sumber daya (pengetahuan, skill, memori, pengalaman, serta strategi). Tapi yang menjadi masalah adalah kalau durasi emosi terlalu panjang, melewati hitungan menit dan jam.
Kalau durasi emosi tersebut panjang, kita jatuh dalam situasi yang disebut Dr.Paul Ekman sebagai 'Refractory Period'. Ini adalah situasi dimana kita menyingkirkan semua kemungkinan yang tidak mendukung pembenaran emosi tersebut. Jadi kita akan mengumpulkan data dan informasi di memori, hanya menyerap unsur visual dan suara atau perkataan, yang membenarkan sikap emosional kita.
Dalam situasi ini, kita menjadi tidak bisa mengakses sumber daya lain yang bisa berguna untuk kita. Sehingga kita seperti lumpuh dan tidak bisa diajak bekerja sama atau diajak meninjau situasi dengan berbeda.
Mengenali durasi dan intensitas emosi kita seperti ini, membantu kita untuk lebih produktif dalam berpikir dan bertindak, serta berhubungan dengan orang lain. Apabila kita jatuh dalam periode 'lumpuh' tersebut, tidak saja apa yang kita kerjakan bisa terganggu kualitas dan kuantitasnya, hubungan kita dengan orang lain pun bisa rusak.
So? Kenali emosi Anda dari sisi seberapa panjang emosi tersebut biasanya Anda fasilitasi. Secara umum, Anda dan saya tahu durasi ini, dan secara diam-diam sebenarnya kita juga tahu bagaimana menginterupsinya. Seringkali kita hanya ingin mengumpulkan 'panas' emosi tersebut agar bisa kita ledakan atau seolah agar ada pengaruh ke sasaran emosi tersebut.
Dan? Stop perpanjangannya. Untuk kita sendiri, dan juga untuk orang-orang di sekitar kita. Apalagi orang-orang yang penting untuk kita dan kita cintai.
Merespon sebuah situasi secara emosional adalah hal yang sangat wajar, karena emosi hadir untuk mengatur respon kita terhadap hal-hal yang penting untuk kita. Semakin penting hal itu menurut kita, semakin kita bisa merespon dengan sangat emosional.
Pertanyaannya sekarang adalah: secepat apa emosi kita memuncak (sebutan kerennya: "onset"), seberapa lama emosi tersebut kita fasilitasi melalui perilaku, seberapa intens emosi tersebut, dan seberapa cepat emosi tersebut mereda kembali (off set).
Kemunculan emosi tersebut secara kuat dalam waktu singkat bisa bermanfaat, karena membantu kita fokus. Dan karena kita fokus, membantu kita pula untuk menggerakkan semua sumber daya (pengetahuan, skill, memori, pengalaman, serta strategi). Tapi yang menjadi masalah adalah kalau durasi emosi terlalu panjang, melewati hitungan menit dan jam.
Kalau durasi emosi tersebut panjang, kita jatuh dalam situasi yang disebut Dr.Paul Ekman sebagai 'Refractory Period'. Ini adalah situasi dimana kita menyingkirkan semua kemungkinan yang tidak mendukung pembenaran emosi tersebut. Jadi kita akan mengumpulkan data dan informasi di memori, hanya menyerap unsur visual dan suara atau perkataan, yang membenarkan sikap emosional kita.
Dalam situasi ini, kita menjadi tidak bisa mengakses sumber daya lain yang bisa berguna untuk kita. Sehingga kita seperti lumpuh dan tidak bisa diajak bekerja sama atau diajak meninjau situasi dengan berbeda.
Mengenali durasi dan intensitas emosi kita seperti ini, membantu kita untuk lebih produktif dalam berpikir dan bertindak, serta berhubungan dengan orang lain. Apabila kita jatuh dalam periode 'lumpuh' tersebut, tidak saja apa yang kita kerjakan bisa terganggu kualitas dan kuantitasnya, hubungan kita dengan orang lain pun bisa rusak.
So? Kenali emosi Anda dari sisi seberapa panjang emosi tersebut biasanya Anda fasilitasi. Secara umum, Anda dan saya tahu durasi ini, dan secara diam-diam sebenarnya kita juga tahu bagaimana menginterupsinya. Seringkali kita hanya ingin mengumpulkan 'panas' emosi tersebut agar bisa kita ledakan atau seolah agar ada pengaruh ke sasaran emosi tersebut.
Dan? Stop perpanjangannya. Untuk kita sendiri, dan juga untuk orang-orang di sekitar kita. Apalagi orang-orang yang penting untuk kita dan kita cintai.