MEMAHAMI MARAH
Oleh: Hingdranata Nikolay
Dalam pooling di situs PEI ini, sebagian besar peserta pooling tidak menyukai pasangan yang cepat marah. Selain itu, peserta pooling juga mengungkap bahwa emosi yang paling sulit dihadapi pada orang lain adalah marah. Apa itu marah? Kenapa begitu menjadi momok? Studi oleh Dr. Paul Ekman mengenai marah memberikan sudut pandang dan juga pengetahuan yang sangat bagus untuk meningkatkan kemampuan kita dalam mengenali dan mengendalikan marah. |
PEMICU DAN TUJUAN MARAH
|
Marah timbul karena ada hambatan atau gangguan terhadap apa yang kita inginkan. Walau terkesan sederhana, menyadari pemicu ini bisa sangat membantu diri maupun hubungan dengan orang lain. Dan fungsi marah itu sendiri adalah untuk menyingkirkan hambatan tersebut.
Menyadari pemicu dan fungsi marah ini, sekarang tinggal kita sendiri, bagaimana mengarahkan energi setelah marah timbul. Jadi bukan sekedar melampiaskan emosi karena hambatan muncul, tapi mengarahkan emosi untuk mencari ide atau solusi hambatan yang ada. |
KENALI DAN KELOLA
|
Ciri-ciri marah timbul pada diri sendiri bisa berbeda-beda. Kita bisa kenali misalnya dari detak jantung yang meningkat. Sementara salah satu ciri yang universal menurut temuan Dr. Paul Ekman adalah dari perilaku wajah dan ekspresi. Terutama dari alis mata yang mengencang dan menurun di tengah.
Ciri-ciri ini biasanya menjadi 'awal' dari timbulnya emosi tersebut. Cara mengevaluasi diri sendiri adalah dengan mengawasi atau menyadari ciri-ciri awal emosi tersebut, lalu menyadari bagaimana dan berapa banyak waktu emosi itu meluas atau meningkat. Biasanya melalui supply atau penambahan pikiran (melalui imajinasi, mengingat, atau self-talk), emosi tersebut mulai meningkat. Kembali lagi, menyadari berbagai pengisian emosi ini, kita bisa secara efektif belajar mengendalikannya. Caranya? Kenali berbagai imajinasi atau memori yang kita munculkan di pikiran, kenali juga berbagai ngobrol dengan diri sendiri yang seringkali menaikkan emosi. Lalu mulai kurangi atau hentikan imajinasi atau self-talk tersebut, atau ganti dengan memunculkan gambar-gambar berbeda, atau bahasakan situasi dengan berbeda, atau ngobrol dengan diri sendiri dengan nada, atau kata-kata yang memindahkan emosi ke arah lain. Selain itu, salah satu strategi umum yang juga bisa sangat efektif adalah dengan pergi sejenak dari situasi atau lokasi di mana marah mulai timbul. Strategi ini juga efektif saat terjadi interaksi yang kurang sehat dengan orang lain. Jedah sejenak sangat bisa membantu, kalau kedua belah pihak kurang pandai dalam mengenali dan mengelola emosi masing-masing. Berbagai strategi untuk mengenali dan mengelola emosi, bisa ditemui dalam program training EMOTIONAL SKILLS and COMPETENCE (ESaC). |