MEMBENCI BUTUH KOMITMEN?

Oleh: Hingdranata Nikolay
Kali berikut Anda ingin membenci seseorang, pikirkan juga keterlibatan emosional dan pikiran Anda terhadap kebencian tersebut.
Tidak menyukai perilaku seseorang adalah hal yang sangat normal, karena persepsi dan latar belakang persepsi kita semua berbeda. Tapi menetapkan ketidaksukaan tersebut sebagai sebuah komitmen permanen adalah hal yang perlu ditinjau kembali.
Emosi, yang akan melibatkan pikiran dan akhirnya tindakan fisik, membutuhkan energi yang sangat besar. Apalagi jangka panjang. Maukah kita menetapkan kebencian tersebut sebagai salah satu item dalam daftar komitmen kita, di antara berbagai komitmen yang lebih berguna?
Saat kita tidak membenci seseorang seutuhnya, setiap akses ke memori mengenai orang tersebut, akan menguras emosi dan energi yang tidak perlu. Kita menghidupi kembali emosi yang seringkali tidak relevan dengan berbagai situasi, atas nama: komitmen emosi!
Lucunya, ada pemikiran tidak logis, seperti kalau kita memikirkan orang tersebut dan merasakan emosi kita mengenai dia, dia akan menderita dengan kebencian kita tersebut. Seolah kita berkata "Nih, saya benci kamu, rasakan!". Padahal yang emosional kita sendiri dan efeknya ke pikiran dan fisik kita sendiri. Singkatnya: hanya buang-buang energi.
So? Bebaslah dalam tidak setuju atau tidak menyukai perkataan atau tindakan seseorang. Tapi pikirkan kembali untuk memasukkan mereka dalam daftar komitmen jangka panjang Anda.
Kali berikut Anda ingin membenci seseorang, pikirkan juga keterlibatan emosional dan pikiran Anda terhadap kebencian tersebut.
Tidak menyukai perilaku seseorang adalah hal yang sangat normal, karena persepsi dan latar belakang persepsi kita semua berbeda. Tapi menetapkan ketidaksukaan tersebut sebagai sebuah komitmen permanen adalah hal yang perlu ditinjau kembali.
Emosi, yang akan melibatkan pikiran dan akhirnya tindakan fisik, membutuhkan energi yang sangat besar. Apalagi jangka panjang. Maukah kita menetapkan kebencian tersebut sebagai salah satu item dalam daftar komitmen kita, di antara berbagai komitmen yang lebih berguna?
Saat kita tidak membenci seseorang seutuhnya, setiap akses ke memori mengenai orang tersebut, akan menguras emosi dan energi yang tidak perlu. Kita menghidupi kembali emosi yang seringkali tidak relevan dengan berbagai situasi, atas nama: komitmen emosi!
Lucunya, ada pemikiran tidak logis, seperti kalau kita memikirkan orang tersebut dan merasakan emosi kita mengenai dia, dia akan menderita dengan kebencian kita tersebut. Seolah kita berkata "Nih, saya benci kamu, rasakan!". Padahal yang emosional kita sendiri dan efeknya ke pikiran dan fisik kita sendiri. Singkatnya: hanya buang-buang energi.
So? Bebaslah dalam tidak setuju atau tidak menyukai perkataan atau tindakan seseorang. Tapi pikirkan kembali untuk memasukkan mereka dalam daftar komitmen jangka panjang Anda.