MENGENALI UNTUK EMPATI
Oleh: Hingdranata Nikolay
Otak manusia memiliki mirror neuron, yang memungkinkan kita untuk me-mirror atau meniru apa yang kita observasi dipikiran kita untuk memahaminya dengan lebih baik. Mirror neuron ini ditemukan aktifitasnya di premotor cortex, supplementary motor area, primary somatosensory motor area, promotor cortex, dan inferior parietal cortex.
Kehadiran neuron ini menuntun setiap manusia untuk mampu memahami dan berempati terhadap orang lain. Dan dengan emosi dasar manusia bisa dikenali melalui ekspresi dasar makro maupun mikro, empati lebih sangat terbantu.
Ekspresi yang spontan dan cepat, sebagai respon terhadap emosi tersebut, dikeluarkan manusia dengan berbagai tujuan. Salah satunya, (mungkin agak terdengar aneh untuk beberapa orang) adalah agar emosi tersebut bisa dikenali orang yang sedang berada di sekitar.
Dikenali? Ya, agar orang di sekitar pun bisa mengantisipasi respon yang sesuai. Kita munculkan ekspresi marah, agar orang tahu kita sedang marah dan bisa merespon misalnya dengan mundur atau menyingkir. Kita sedih, kita ingin orang tahu bahwa kita sedih, dan karena itu kita meminta dukungan, misalnya. Pertanyaan cerdas juga adalah, kalau bukan untuk tujuan itu, kenapa manusia perlu mengeluarkan emosi melalui ekspresi? Kenapa tidak disimpan sendiri saja? Dan bagi orang-orang yang melatih diri untuk menyembunyikan emosinya, bukankah mereka dengan sengaja tidak ingin mendapatkan respon yang sesuai dengan emosi tersebut?
Karena itu, mengenali ekspresi emosional seseorang, serta latar belakang emosi tersebut, adalah modal yang sangat penting untuk berkomunikasi dengan efektif dan produktif. Dan yang penting untuk diingat, seseorang membiarkan ekspresi emosinya untuk dikenali, dan keterbukaan dalam 'membaca' ekspresi emosi tersebut, agar bisa digunakan untuk tujuan berempati dan lebih produktif dalam berhubungan dengan orang lain.
Emosi dasar menusia dengan 7 ekspresi universal yang bisa dikenali di mana-mana, dapat dipelajari di program ESaC!
Otak manusia memiliki mirror neuron, yang memungkinkan kita untuk me-mirror atau meniru apa yang kita observasi dipikiran kita untuk memahaminya dengan lebih baik. Mirror neuron ini ditemukan aktifitasnya di premotor cortex, supplementary motor area, primary somatosensory motor area, promotor cortex, dan inferior parietal cortex.
Kehadiran neuron ini menuntun setiap manusia untuk mampu memahami dan berempati terhadap orang lain. Dan dengan emosi dasar manusia bisa dikenali melalui ekspresi dasar makro maupun mikro, empati lebih sangat terbantu.
Ekspresi yang spontan dan cepat, sebagai respon terhadap emosi tersebut, dikeluarkan manusia dengan berbagai tujuan. Salah satunya, (mungkin agak terdengar aneh untuk beberapa orang) adalah agar emosi tersebut bisa dikenali orang yang sedang berada di sekitar.
Dikenali? Ya, agar orang di sekitar pun bisa mengantisipasi respon yang sesuai. Kita munculkan ekspresi marah, agar orang tahu kita sedang marah dan bisa merespon misalnya dengan mundur atau menyingkir. Kita sedih, kita ingin orang tahu bahwa kita sedih, dan karena itu kita meminta dukungan, misalnya. Pertanyaan cerdas juga adalah, kalau bukan untuk tujuan itu, kenapa manusia perlu mengeluarkan emosi melalui ekspresi? Kenapa tidak disimpan sendiri saja? Dan bagi orang-orang yang melatih diri untuk menyembunyikan emosinya, bukankah mereka dengan sengaja tidak ingin mendapatkan respon yang sesuai dengan emosi tersebut?
Karena itu, mengenali ekspresi emosional seseorang, serta latar belakang emosi tersebut, adalah modal yang sangat penting untuk berkomunikasi dengan efektif dan produktif. Dan yang penting untuk diingat, seseorang membiarkan ekspresi emosinya untuk dikenali, dan keterbukaan dalam 'membaca' ekspresi emosi tersebut, agar bisa digunakan untuk tujuan berempati dan lebih produktif dalam berhubungan dengan orang lain.
Emosi dasar menusia dengan 7 ekspresi universal yang bisa dikenali di mana-mana, dapat dipelajari di program ESaC!