IRI, sebagai salah wujud perasaan, kadang bisa jadi pendorong kemajuan, kadang juga bisa membuat kelumpuhan diri. Belakangan saya jadi tertarik menjadikan IRI sebagai pendorong, alias motivasi tersendiri.
Saat IRI timbul, ada semacam gelitikan dan colekan di dalam pikiran dan badan. Bagi saya sekarang, itu bernama sebuah MOTIVASI.
Yang menarik untuk dijadikan pertanyaan adalah, IRI tersebut diawali dari emosi yang mana? Kalau kita petakan beberapa emosi dasar yang berhubungan dengan IRI, seperti sedih, marah, atau takut, misalnya, ketiganya bisa saja jadi pemicu IRI.
Saat kita marah karena pencapaian seseorang, atau marah karena keinginan kita disambar orang lain, IRI juga bisa timbul. Saat kita sedih karena kehilangan sesuatu atau seseorang, dan melihat orang lain memilikinya, IRI bisa timbul juga, walau wujudnya bisa lebih ke cemburu. Atau saat kita takut akan sebuah kegagalan, sementara ada seseorang yang berhasil mencapai hal yang kita takuti tersebut, IRI juga bisa timbul.
Dan emosi lainnya, seperti meremehkan orang lain, juga bisa memicu IRI. Bayangkan sebuah situasi di mana seseorang yang kita remehkan mencapai sesuatu atau memperoleh sesuatu, dan membicarakannya di depan kita. Diawali dari meremehkan orang itu, IRI bisa terpancing juga.
Menarik sekali untuk melihat awal dari IRI dalam diri masing-masing orang, dengan pengalaman dan situasi yang berbeda-beda. Apa awal sebuah IRI menurut Anda atau dalam dunia Anda sendiri?
Saat IRI timbul, ada semacam gelitikan dan colekan di dalam pikiran dan badan. Bagi saya sekarang, itu bernama sebuah MOTIVASI.
Yang menarik untuk dijadikan pertanyaan adalah, IRI tersebut diawali dari emosi yang mana? Kalau kita petakan beberapa emosi dasar yang berhubungan dengan IRI, seperti sedih, marah, atau takut, misalnya, ketiganya bisa saja jadi pemicu IRI.
Saat kita marah karena pencapaian seseorang, atau marah karena keinginan kita disambar orang lain, IRI juga bisa timbul. Saat kita sedih karena kehilangan sesuatu atau seseorang, dan melihat orang lain memilikinya, IRI bisa timbul juga, walau wujudnya bisa lebih ke cemburu. Atau saat kita takut akan sebuah kegagalan, sementara ada seseorang yang berhasil mencapai hal yang kita takuti tersebut, IRI juga bisa timbul.
Dan emosi lainnya, seperti meremehkan orang lain, juga bisa memicu IRI. Bayangkan sebuah situasi di mana seseorang yang kita remehkan mencapai sesuatu atau memperoleh sesuatu, dan membicarakannya di depan kita. Diawali dari meremehkan orang itu, IRI bisa terpancing juga.
Menarik sekali untuk melihat awal dari IRI dalam diri masing-masing orang, dengan pengalaman dan situasi yang berbeda-beda. Apa awal sebuah IRI menurut Anda atau dalam dunia Anda sendiri?